Tak Terasa Tiga Ratus Enam Puluh Lima Hari Telah Lewat. Tahun 2014 yang sarat dengan cerita dan pengalaman itu akan segera berlalu di hadapan kita, dan pada gilirannya Tahun Baru 2015 dengan asa dan harapan pun akan kita jelang bersama.
Seluruh Jagat Raya akan mengalami event besar tahunan ini, sesuai dengan zona waktu yang berlaku di masing-masing belahan bumi. Pesta, gemuruh gegap gempita, suara terompet akan meriuh rendah, dan semarak kembang api akan meletup dan melingkupi bumi ini.
Sebenarnya, berlalunya satu tahun tinggal menghitung hari, bisa saja membawa makna yang berbeda bagi setiap kita. Bagi yang optimis, tahun baru akan berarti hidupnya sudah bertambah satu tahun lagi. Bagi yang pesimis, tahun baru akan berarti hidupnya sudah berkurang satu tahun lagi. Juga bisa berarti di sini, ada tambahan setahun lagi bagi yang masih subur, dan ada pengurangan setahun lagi bagi yang sudah uzur. Itulah hidup.
Hidup ini terus berjalan dan mengalir, hari terus berganti, bulan tak hentinya berlalu, dan tahun terus bertambah pada waktunya tanpa pernah terlambat. Ada saatnya yang tua akan minggir untuk memberi tempat pada yang muda. Begitulah siklus hidup ini berjalan.
Memang tidak ada yang baru di bawah kolong langit. Segala sesuatu yang ada itu tetap ada. Yang ada itu ada dan yang tidak ada memang tak pernah ada. Jadi yang ada tidak bisa muncul dari ketiadaan, begitu juga sebaliknya. Ini berarti bahwa yang ada hanyalah daur ulang dari semua zat yang sudah ada.
Hidup kita berjalan seiring dengan perubahan waktu. Maka segala sesuatu itu selalu baru. Segala sesuatu itu berubah dan mengalir seperti air telaga. Segala sesuatu itu baru dan tidak ada yang tinggal tetap. Di sini tampak bahwa hidup dilihat sebagai satu proses yang berjalan secara linier, senantiasa ada hal baru dan serbaneka kejutan.
Memang, orang cenderung mengarahkan pandangan ke masa lalu. Bagi mereka, tahun baru adalah saat untuk menengok ke belakang. Maka aroma haru dan heroik menjadi cirinya. Tahun baru 2015 adalah saat untuk mengapresiasi tahun 2014. Tahun Baru adalah selebrasi “syukur” yang penuh keharuan nostalgia, saat orang melihat seluruh perjuangan heroiknya terpampang di benaknya ketika merebut “kesuksesan hidup” yang sudah dilintasinya yang bisa berarti hidup yang sukses, bisa juga berarti sekadar sukses untuk hidup.
Melihat masa lampau secara haru dan heroik juga bisa berbeda. Rasa haru itu bisa juga bersifat heroik tetapi bisa juga bersifat gundah gulana. Barangkali Ada teman yang karirnya melorot, selalu bercerita bangga bahwa dulu karirnya hebat, dia menjadi eksekutif pada sebuah organisasi ternama misalnya saja PNPM-MP, tetapi kemudian harus mengelola organisasi lain dan hidup melarat. Sementara itu ada kerabat bercerita penuh haru bahwa dulu mereka kaya, punya ini punya itu, tinggal di rumah mewah di kompleks yang keren, setiap hari bisa shoping dan pergi ke salon. Sekarang…. harus pindah ke daerah pinggiran dan tinggal di rumah kontrakan. Ah ... masih banyak cerita lainnya.
Melihat kenyataan ini maka dalam menghadapi sesuatu yang baru, kaca mata tembus pandang kiranya perlu dimanfaatkan untuk menoropong dua sisi atau beberapa sisi sudut pandang yang diharapkan dapat menjadi zat penghantar untuk meniti kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Tak bisa dipungkiri, setiap individu atau kelompok selalu menginginkan segala sesuatu yang serba baru. Karir baru, rumah baru, mobil baru, dan mungkin pasangan hidup yang baru ?. Ya kan?
Bernostalgia tentang yang lama untuk menghadapi masa depan yang tidak baru, akan sangat membosankan, dan miskin warna warni. Untuk menghadapi semua ini perlu strategi untuk menghindarkan kita dari kungkungan kejenuhan yang tak berarti. Arahkanlah kacamata hidup yang tidak hanya akan mengarahkan pandangan pada sesuatu yang baru saja melainkan juga mampu melihat yang lama sebagai hal baru.
Pada umumnya manusia menginginkan selalu sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Soal baru atau lama pun sebenarnya hanyalah soal persepsi belaka. Bukankah sepeda baru sebenarnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak baru? Bukankah logam, besi, atau baja untuk membuat sepeda adalah bahan yang sudah lama ada dalam perut bumi? Makanya jangan terlena melihat sesuatu yang baru .... Tenang-tenang sajalah. Seperti halnya santernya sebuah cerita berakhirnya kata "PNPM" Optimislah .... kawan .... Kelak ada penggantinya itu pun kalau ada hanya berubah nama panggilan.
Selamat menyambut semua yang baru dan selamat memandang dan memperbaharui semua yang lama. Semoga segala sesuatu akan menjadi lebih baik, lebih sukses, lebih kukuh, lebih teguh, lebih damai, lebih mantap dan lebih bahagia dari tahun sebelumnya
Refleksikanlah event tahunan ini menjadi sesuatu yang bermakna bagi hidup kita. seperti syair berikut :
Secercah sinar kegelapan, menyinari langkah yang pasti
Kususuri jalan yang berliku untuk Tahun 2015
PNPM merah berkibar berteduhlah negeri yang luhur
Nyaikan lagu Simponi yang Indah untuk PNPM
Selamat Tahun Baru 2015
Oleh : A. Asnayati, S.Pd.Seluruh Jagat Raya akan mengalami event besar tahunan ini, sesuai dengan zona waktu yang berlaku di masing-masing belahan bumi. Pesta, gemuruh gegap gempita, suara terompet akan meriuh rendah, dan semarak kembang api akan meletup dan melingkupi bumi ini.
Sebenarnya, berlalunya satu tahun tinggal menghitung hari, bisa saja membawa makna yang berbeda bagi setiap kita. Bagi yang optimis, tahun baru akan berarti hidupnya sudah bertambah satu tahun lagi. Bagi yang pesimis, tahun baru akan berarti hidupnya sudah berkurang satu tahun lagi. Juga bisa berarti di sini, ada tambahan setahun lagi bagi yang masih subur, dan ada pengurangan setahun lagi bagi yang sudah uzur. Itulah hidup.
Hidup ini terus berjalan dan mengalir, hari terus berganti, bulan tak hentinya berlalu, dan tahun terus bertambah pada waktunya tanpa pernah terlambat. Ada saatnya yang tua akan minggir untuk memberi tempat pada yang muda. Begitulah siklus hidup ini berjalan.
Memang tidak ada yang baru di bawah kolong langit. Segala sesuatu yang ada itu tetap ada. Yang ada itu ada dan yang tidak ada memang tak pernah ada. Jadi yang ada tidak bisa muncul dari ketiadaan, begitu juga sebaliknya. Ini berarti bahwa yang ada hanyalah daur ulang dari semua zat yang sudah ada.
Hidup kita berjalan seiring dengan perubahan waktu. Maka segala sesuatu itu selalu baru. Segala sesuatu itu berubah dan mengalir seperti air telaga. Segala sesuatu itu baru dan tidak ada yang tinggal tetap. Di sini tampak bahwa hidup dilihat sebagai satu proses yang berjalan secara linier, senantiasa ada hal baru dan serbaneka kejutan.
Memang, orang cenderung mengarahkan pandangan ke masa lalu. Bagi mereka, tahun baru adalah saat untuk menengok ke belakang. Maka aroma haru dan heroik menjadi cirinya. Tahun baru 2015 adalah saat untuk mengapresiasi tahun 2014. Tahun Baru adalah selebrasi “syukur” yang penuh keharuan nostalgia, saat orang melihat seluruh perjuangan heroiknya terpampang di benaknya ketika merebut “kesuksesan hidup” yang sudah dilintasinya yang bisa berarti hidup yang sukses, bisa juga berarti sekadar sukses untuk hidup.
Melihat masa lampau secara haru dan heroik juga bisa berbeda. Rasa haru itu bisa juga bersifat heroik tetapi bisa juga bersifat gundah gulana. Barangkali Ada teman yang karirnya melorot, selalu bercerita bangga bahwa dulu karirnya hebat, dia menjadi eksekutif pada sebuah organisasi ternama misalnya saja PNPM-MP, tetapi kemudian harus mengelola organisasi lain dan hidup melarat. Sementara itu ada kerabat bercerita penuh haru bahwa dulu mereka kaya, punya ini punya itu, tinggal di rumah mewah di kompleks yang keren, setiap hari bisa shoping dan pergi ke salon. Sekarang…. harus pindah ke daerah pinggiran dan tinggal di rumah kontrakan. Ah ... masih banyak cerita lainnya.
Melihat kenyataan ini maka dalam menghadapi sesuatu yang baru, kaca mata tembus pandang kiranya perlu dimanfaatkan untuk menoropong dua sisi atau beberapa sisi sudut pandang yang diharapkan dapat menjadi zat penghantar untuk meniti kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Tak bisa dipungkiri, setiap individu atau kelompok selalu menginginkan segala sesuatu yang serba baru. Karir baru, rumah baru, mobil baru, dan mungkin pasangan hidup yang baru ?. Ya kan?
Bernostalgia tentang yang lama untuk menghadapi masa depan yang tidak baru, akan sangat membosankan, dan miskin warna warni. Untuk menghadapi semua ini perlu strategi untuk menghindarkan kita dari kungkungan kejenuhan yang tak berarti. Arahkanlah kacamata hidup yang tidak hanya akan mengarahkan pandangan pada sesuatu yang baru saja melainkan juga mampu melihat yang lama sebagai hal baru.
Pada umumnya manusia menginginkan selalu sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Soal baru atau lama pun sebenarnya hanyalah soal persepsi belaka. Bukankah sepeda baru sebenarnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak baru? Bukankah logam, besi, atau baja untuk membuat sepeda adalah bahan yang sudah lama ada dalam perut bumi? Makanya jangan terlena melihat sesuatu yang baru .... Tenang-tenang sajalah. Seperti halnya santernya sebuah cerita berakhirnya kata "PNPM" Optimislah .... kawan .... Kelak ada penggantinya itu pun kalau ada hanya berubah nama panggilan.
Selamat menyambut semua yang baru dan selamat memandang dan memperbaharui semua yang lama. Semoga segala sesuatu akan menjadi lebih baik, lebih sukses, lebih kukuh, lebih teguh, lebih damai, lebih mantap dan lebih bahagia dari tahun sebelumnya
Refleksikanlah event tahunan ini menjadi sesuatu yang bermakna bagi hidup kita. seperti syair berikut :
Secercah sinar kegelapan, menyinari langkah yang pasti
Kususuri jalan yang berliku untuk Tahun 2015
PNPM merah berkibar berteduhlah negeri yang luhur
Nyaikan lagu Simponi yang Indah untuk PNPM
Selamat Tahun Baru 2015
FK PNPM-MP Kecamatan Patimpeng
Kabupaten Bone


Posting Komentar